Study Banding Pelestarian Budaya di Buleleng

Study Banding Pelestarian Budaya di Buleleng

0
 Sabtu, 30 November 2024 | 17
Study Banding Pelestarian Budaya di Buleleng Pulau Bali memiliki kekayaan budaya yang luar biasa. Setiap daerah Provinsi Bali memiliki budaya lokal yang beragam dan unik. Namun, kekayaan budaya tersebut terancam punah karena tidak adanya upaya pelestarian yang serius. Oleh karena itu, pentingnya pelestarian budaya sebagai upaya menjaga identitas bangsa khususnya terkait dengan aktivitas nyurat lontar atau penulisan lontar, serta koleksi-koleksi budaya Bali yang ada di Museum Buleleng. Rombongan study tiru pemkab klungkung diterima Kepala Dinas Komunikasi, Informatika, Persandian dan Statistik (Diskominfosanti) Buleleng Ketut Suwarmawan bersama dengan Kepala Dinas Kebudayaan (Disbud) Nyoman Wisandika, Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Gede Dody Sukma Oktiva Askara di Rumah Jabatan Bupati Buleleng, Jumat (29/11). Kepala Dinas Kebudayaan Klungkung, I Ketut Suadnyana mengatakan, tujuannya adalah untuk menambah wawasan dan pengetahuan yang akan digunakan untuk menjadi lebih baik, selain itu, untuk memahami implementasi metode pendidikan dan budaya di Buleleng, serta penghargaan atas nilai-nilai budaya, yang sudah dilestarikan. Kunjungan dimulai di Museum Gedong Kirtya, yang dikenal sebagai pusat pelestarian naskah kuno Bali. Di sini, diberikan penjelasan mendalam mengenai sejarah dan tata cara ngelontar. berharap dapat mengeksplorasi teknik dan filosofi di balik penulisan lontar, untuk dikembangkang di Kabupaten Klungkung yang merupakan salah satu warisan budaya Bali yang sangat berharga. Gedong Kirtya adalah perpustakaan lontar terdapat koleksi dan salinan teks tulisan tangan yang berhubungan dengan kesusatraan Bali, mitos, pengobatan, mantra-mantra, sastra religius dan lain-lain. Gedung ini terletak di kompleks Sasana Budaya, yang merupakan istana tua kerajaan Buleleng tepatnya Jalan Veteran, Singaraja. Dilanjutkan kunjungan ke Puri Kanginan sebuah bukti peninggalan sejarah dari kerajaan Buleleng. Puri Kanginan yang berfungsi sebagai tempat kediaman keluarga bangsawan dan juga sebagai pusat pemerintahan pada jamannya, berlokasi pada posisi yang strategis. Puri ini diperkirakan sudah ada pada akhir abad ke 18. Tetapi nama Puri Kanginan mulai sekitar tahun 1830an. "Kanginan" dari kata Kangin berarti Timur. Puri Kanginan artinya istana di sebelah Timur persimpangan empat "Catus Pata" dan juga disebelah Timur pasar. Dulu lokasinya di banjaran "Dangin Peken" (Timur Pasar). Sekarang Puri Kanginan berada di Banjar "Delod Peken" (Utara Pasar). Bukan Purinya yang pindah tetapi karena pasar Buleleng dipindahkan ke tempatnya sekarang pada disekitar tahun 1898. Selain itu, rombongan juga mengunjungi Museum Puri Ayodya dan situs Cagar Budaya Candi Budha Kalibukbuk ditemukan beberapa artefak Buddhis berupa stupika, materai tanah liat, arca perunggu, alat-alat upacara, dan kompleks percandian di situs Kalibukbuk. Penemuan situs kompleks percandian Buddhis di Kalibukbuk sebagai tempat untuk pemujaan Buddha, menunjukkan bahwa Agama Buddha sudah berkembang di Bali Utara sejak abad VIII – XIV Masehi.